Gauff ‘kewalahan mental,’ tersingkir di Wimbledon

Penulis:Bayu Kurniawan Waktu Terbit:2025-07-04 Kategori: news

## Mimpi Buruk Wimbledon: Gauff Terhuyung di Bawah TekananCoco Gauff, sensasi tenis Amerika Serikat, mengalami mimpi buruk di Wimbledon.

Baru saja merayakan mahkota juara Roland Garros, ia justru terhuyung di babak pertama, takluk di tangan petenis Ukraina, Dayana Yastremska, dengan skor 7-6 (3), 6-1.

Kekalahan ini bukan hanya mengejutkan, namun juga menorehkan catatan kelam dalam sejarah tenis modern.

Gauff menjadi petenis wanita ketiga di era Open yang langsung tersingkir di babak pertama Wimbledon setelah menjuarai French Open.

Pertandingan yang berlangsung di bawah sorot lampu lapangan tengah ini, seharusnya menjadi panggung bagi Gauff untuk melanjutkan momentum positifnya.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Gauff tampak kehilangan sentuhan magis yang membawanya meraih gelar Grand Slam pertamanya di Paris.

Yastremska, yang tampil tanpa beban, bermain agresif dan memanfaatkan setiap celah dalam pertahanan Gauff.

Servisnya tajam, pukulannya bertenaga, dan yang terpenting, ia mampu mengendalikan emosinya di lapangan.

Gauff 'kewalahan mental,' tersingkir di Wimbledon

Di sisi lain, Gauff terlihat tegang dan terbebani ekspektasi yang begitu besar.

Kekalahan ini mengindikasikan adanya tekanan mental yang luar biasa pada Gauff.

Performa gemilangnya di Roland Garros, yang seharusnya menjadi suntikan motivasi, justru tampaknya menjadi beban berat di pundaknya.

Analis kami mencatat, Gauff melakukan terlalu banyak kesalahan sendiri, terutama di momen-momen krusial.

*Unforced errors* yang ia lakukan jauh melebihi jumlah *winner* yang ia ciptakan.

Hal ini menunjukkan bahwa ia bermain di bawah tekanan dan kehilangan fokus.

“Saya merasa sedikit kewalahan secara mental,” ujar Gauff dalam konferensi pers pasca pertandingan.

Pengakuan jujur ini semakin mempertegas bahwa faktor mental memainkan peran penting dalam kekalahannya.

Dunia tenis memang kejam.

Kemenangan besar bisa dengan cepat diikuti oleh kekalahan pahit.

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya melihat kekalahan ini sebagai pelajaran berharga bagi Gauff.

Ia masih sangat muda dan memiliki potensi yang luar biasa.

Kekalahan ini akan menjadi bahan evaluasi yang penting untuk memperbaiki diri dan menjadi pemain yang lebih matang.

Wimbledon memang bukan panggungnya kali ini, namun kariernya masih panjang.

Dengan dukungan yang tepat dan mental yang lebih kuat, saya yakin Coco Gauff akan kembali bangkit dan meraih lebih banyak gelar Grand Slam di masa depan.

Namun, untuk saat ini, ia harus belajar dari kekalahan ini dan kembali lebih kuat.

Tekanan adalah bagian dari olahraga, dan bagaimana seorang atlet menghadapinya akan menentukan kesuksesan jangka panjang mereka.